Bolamp. -Lamongan- Makam mBah Supendem Jetis, mulai banyak dibicarakan setelah peringatan Hari Jadi Lamongan ke 454. Hal ini lantaran usai Pemugaran makam Gunung Ratu Ngimbang, makam mVah Ki Nameng. Mulai jumat(23/6/23) mulai diteliti oleh Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XI.
Penggalian terhadap jejak situs kuna yang diharapkan menguak tabir sejarah asal-usul Kabupaten Lamongan, terus digiatkan pada titik di Kelurahan Jetis, Kecamatan Lamongan Kota.
Dan dari ekskavasi arkeologi oleh Tim Survey Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI, ditemukan relief pada struktur batu putih di lapisan paling bawah.
Tim Ekskavasi juga menemukan batu putih berelief pada penggalian di titik sudut Baratlaut untuk hari ketiga, Minggu (25/6/23) ini. Selain memulai penggalian di bagian Baratlaut, pengalian di sisi Baratdaya dilanjutkan untuk membersihkan permukaan lapisan batu putih dan meratakan permukaan lapis paling bawah.
Ketua Tim Survey BPK Wilayah XI, Muhammad Ichwan yang ditemui insan media (25/6/23) mengatakan, memang pada penggalian di hari ketiga ditemukan batu yang berrelief.
Meski begitu, ia tidak menganalisa jejak batu yang terukir tersebut. Menurutnya, bukan menjadi kewenangannya untuk melakukan analisa terhadap sebagian batu relief itu. “Tugas kita melakukan ekskavasi yang berlangsung selama 5 hari. Ini sudah masuk hari ketiga,” ungkap Ichwan.
Ditambahkan, ukuran situs struktur batu putih di Jetis ini cukup besar. Yaitu panjangnya rata-rata 40 hingga 45 centimeter, lebar 23 hingga 25 centimeter dengan ketebalan 13 sampai 15 centimeter.
Sisa waktu tinggal dua hari, menurut Ichwan akan dilanjutkan meski waktu yang pendek itu belum bisa maksimal menuntaskannya. “Kita lakukan semaksimal mungkin,” katanya.
Sementara banyak lapisan batu putih yang runtuh saat penggalian berlangsung. Batu putih yang runtuh itu berserakan dan sering terbentur oleh peralatan para pekerja. Runtuhnya struktur batu putih itu mungkin terdesak akar pohon Bidara yang tumbuh di permukaan dan termasuk akar yang masuk di sela-sela batu.
Sejauh ini menurut Ichwan pihaknya belum menemui kesulitan. Dan penggalian masih berlangsung tanpa harus mengerahkan peralatan ekstra.” Alhamdulillah tidak ada kendala,” ungkapnya.
Pada hari ketiga ini, tim menambah patok untuk grade dari pipa PVC yang dicor, yaitu patok pembantu di tiga titik untuk penarik Utara dengan Timur. “Cukup memasang tiga patok pembantu,” katanya.
Ichwan menambahkan, usai ekskavasi arkeologis nanti pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan kelurahan untuk pengamanan di lokasi situs Jetis ini. “Kita koordinasikan dengan dinas dan kelurahan,” tambahnya.
Penemuan dan penggalian situs bersejarah itu menjadi bagian penting dari penelusuran sejarah Lamongan, meski belum bisa dipastikan berbentuk bangunan atau pemujaan, dan dari masa kerajaan apa. Tetapi diduga mirip candi.
Perlu diketahui, untuk penggalian di sisi Barat daya mencapai kedalaman 160 centimeter. Itu sudah pada lapisan paling bawah dengan jumlah 12 lapis batu putih. Dari kedalaman tersebut menurut, Ichwan, sudah tidak ditemukan lagi lapisan batu putih.
Diharapkan nantinya setelah penelitian dan diketahui usia batu putih ini ada hasil yang ilmiah. Sehingga bisa menguak tabur perjalanan kota lamongan dan siapa sejatinya makam mBah Supendem Jetis ini. (Ari K).