Bolamp. -Lamongan- Saat ini, Kabupaten Lamongan telah memiliki putra kebanggaan di bidang pertanian. Petani muda terbaiknya yang bernama Benu Nuharto, pria asal Dusun Banjaran Desa Turi Kecamatan Maduran Lamongan tersebut, namanya tercatut sebagai salah satu Duta Petani Millenial (DPM) dari 2000 Duta Petani yang tersebar dan dikukuhkan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Pengukuhan yang dilaksanakan pada hari Jumat (6/8), bertujuan untuk meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian. Selain itu, dari keberhasilan yang telah dilakukan oleh para Duta Petani tersebut, diharapkan dapat memberikan motivasi, dapat diresonasikan kepada generasi milenial di wilayahnya masing-masing, untuk mau terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian.

Dikukuhkannya Benu Nuharto sebagai Duta Petani Milenial itu tentu bukan tanpa alasan, Pada usianya yang ke-36, Benu Suharto telah mengelola lahan pertaniannya secara serius. Berkat keuletan dan kegigihannya tersebut, pria yang akrap disapa Benu itu menjadi sosok inspiratif dan penggerak para generasi muda Lamongan, utamanya di sektor pertanian. Ia juga dipercaya untuk menahkodai Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Lamongan.

Benu Nuharto, Duta Petani Millenial (DPM) asal Dusun Banjaran Desa Turi Kecamatan Maduran Lamongan
Diketahui, bakatnya dalam dunia pertanian tersebut ia warisi dari bapaknya yang juga seorang petani. Bahkan, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PC PMII Lamongan 2011-2012 ini juga mengaku telah tertarik pada pertanian sejak lama. Namun secara serius ia baru memulainya pada tahun 2014 dengan menanam padi organik.

“Sejak kecil saya sudah akrab dengan dunia pertanian, karena sering ikut bapak ke sawah. Tapi tahun 2014, mulai serius untuk menanam padi organik. Sebenarnya enggak ada yang maksa saya untuk aktif di dunia pertanian. Karena memang hobi aja sejak awal dengan dunia pertanian dan peternakan. Bahkan dulu saat masih jadi Ketua PC PMII Lamongan, kantor PC itu saya gunakan untuk merawat bebek sebanyak 400 ekor,” ungkap Benu, Senin (9/8/2021).

Seiring dengan berjalannya waktu, Benu memutuskan untuk lebih memilih dunia pertanian daripada peternakan. “Iya, karena pertanian kan lumayan bisa ditinggal ngopi daripada peternakan yang harus melakukan pemantauan ekstra, khususnya saat kita harus memberi makan ternak secara rutin di jam-jam tertentu. Sementara kalau pertanian kan kita tinggal pupuk. Jika dilihat kondisinya bagus ya kita bisa tinggal ngopi bersama teman-teman,” ujarnya.

Lebih lanjut, Benu juga menceritakan, bahwa ia mulai fokus menggeluti dunia pertanian itu saat memasuki tahun 2016. Hal itu lantaran dirinya mulai melihat potensi di dunia holtikultura, khususnya melon dan semangka. Lambat laun, secara bertahap Benu mengembangkan pertanian dan meningkatkan kemampuan bertaninya tersebut melalui beberapa uji coba yang ia lakukan.

“Awalnya saya menanam semangka, melon dan tanaman lain. Tapi setelah saya rasakan, menurut saya melon ini memiliki potensi hasil dan pasar yang lebih menjanjikan dan menarik. Selain itu, buah melon adalah buah yang menantang. Akhirnya saya putuskan untuk lebih memilih tanam melon hingga sekarang ini,” kata Benu kepada beritajatim.com.

Ratusan Petani Muda Bersaing di Kompetisi Startup Agribisnis Banyuwangi
Kendati demikian, Benu mengungkapkan, bahwa selama ia berproses di dunia pertanian, tidak semua usahanya itu dapat berjalan mulus seperti yang ia kira, kendala dan kegagalan pun kerap ia temui. Meski begitu, Benu meyakini bahwa hal tersebut merupakan tantangan baginya untuk terus belajar agar menjadi lebih baik.

“Awalnya dulu saya terkendala di persoalan modal, baik saat menggeluti peternakan maupun pertanian. Saat itu, saya hanya mengandalkan pinjaman KUR. Tetapi, kendala seperti itu menurut saya adalah suatu hal yang lumrah dialami petani pemula. Banyak juga sahabat-sahabat yang sering gagal diawal. Sayangnya, ketika mereka gagal banyak yang tidak lanjut, padahal bagi saya, dari kegagalan itu justru akan menambah pengalaman dan ilmu. Sehingga memacu kita untuk terus berinovasi,” terang Benu.

Alumnus Universitas Islam Darul Ulum (UNISDA) tersebut juga menuturkan, dengan didapuknya dia menjadi DPM saat ini, dia beranggapan itu hanyalah efek. Sebenaranya tanpa itu pun, lanjut Benu, ia akan terus bergerak mengajak teman-teman muda, khususnya yang ada di NU untuk benar-benar aktif dan terlibat secara langsung di dunia pertanian. “Alhamdulillah, hari ini saya ada beberapa, baik individu maupun kelompok dampingan, yang sudah mulai bergerak dan progres hari ini semakin baik,” sambungnya.

Selain mengajak para generasi muda untuk aktif di pertanian, Benu juga memberikan pemahaman kepada petani-petani muda tersebut melalui pembinaan rumah tani, sehingga hal tersebut dapat mendorong para petani muda untuk terus mengoptimalkan ide dan gagasannya dalam dunia pertanian.

“Hari ini, pertanian kita didominasi oleh kelompok-kelompok yang sudah tua. Yang usianya 50 tahun ke atas. Dan itu susah sekali ketika kita ajak berinovasi dan susah ketika ada teknologi baru yang diterapkan oleh pemerintah maupun penemu atau kreator di pertanian. Sehingga para petani golongan tua ini seringkali susah ketika kita ajak berubah,” jelasnya.

Menurut Benu, negeri ini membutuhkan generasi muda untuk melakukan inovasi di sektor pertanian. Pihaknya juga menambahkan, bahwa petani harus mampu membaca peluang, potensi, dan fenomena terkait dengan perubahan musim. Serta bagaimana memperluas jejaring dan memanfaatkan teknologi yang berkembang dengan begitu cepat.

“Petani harus bisa baca itu, pertanian tidak melulu hanya mengelola lahan, bertanam, lalu panen. Tetapi juga harus mampu melihat potensi pasar, potensi lingkungan dan sosial yang bisa kita manfaatkan. Pertanian hari ini dihadapkan pada musim yang ekstrim. Kalau dulu hanya ada musim kemarau dan hujan, kita tanam bisa diprediksi, kemarau kita tanam melon dan semangka, kalau musim hujan ya tanam padi. Tapi sekarang tidak bisa begitu, karena ada fenomena alam elnino dan lain-lain,” paparnya.

Target ke depan, Benu menyebutkan, pihaknya akan fokus melakukan pengembangan terhadap green house dan memperluas jaringan petani. Benu menilai, hal tersebut sangat aman untuk menghadang serangan hama tanaman dan bisa digunakan untuk menanam sepanjang waktu tanpa mengenal musim hujan dan panas.

“Inovasi membuat greenhouse ini membantu dan mempermudah pengeluaran petani dalam meminimalisir biaya pengeluaran. Bahkan, saya juga bereksperimen untuk meracik nutrisi tanaman, mensetting teknik irigasi, membuat inovasi media tanam dan sebagainya,” imbuhnya

Sementara itu dalam keterangannya, Benu juga membeberkan, bahwa gerakan petani muda di Lamongan ini nampak belum maksimal. “Program yang telah digaungkan pemerintah pusat itu nampaknya belum ditangkap secara maksimal oleh Pemerintah Kabupaten, sehingga peran-peran ini yang akan kita ambil dan mengajak kalangan muda untuk mengisi pertanian dengan gerakan inovasi di Lamongan. Jika kita bisa membaca peta pergerakkan dunia, dunia pertanian ini kedepannya sangat menarik dan akan menjadi penopang negara,” pungkasnya.[riq/ted/fin]

Benu Suharto, Duta Pertanian Milenial asal Lamongan.
Total Page Visits: 1221 - Today Page Visits: 3

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *