Bolamp.net -Lamongan- Kamis malem jumat (31/12) hari terahir tahun 2020 masyarakat Lamongan dan sekitarnya diguyur hujan lebat , lumayan untuk orang-orang yang punya hajat persiapan menghadapi tahun baru 2021M. Suasana dunia yang masih dirundung kegusaran dan ketakutan akan wabah yang kasat mata ini.

Perayaan tahun ini enjoi banget bagi sebagian orang yang tak faham hura-hura, setiap pergantian tahun Masehi selalu pro kontra, padahal tak ngerti apa yang diperbuat, semua disangka maksiat dan muspro, mudlorot.

Mestine rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana. Manungso sadermo nglakoni, kadya wayang upamane. ( mengandung arti Banyak berkarya, tanpa menuntut balas jasa, menyelamatkan kesejateraan dunia. Manusia sekedar menjalani, diibaratkan laksana wayang).

Larangan tegas untuk tidak berkumpul, tidak masuk pusat kota, larangan tidak menyalakan mercon dan berkonvoi dengan motor knalblong semoga tidak ditemukan di malam ini. Semua demi masyaraat agar tidak sebagai penyulut penyebaran covid-19 yang mulai lebih canggih diinkubasi wadag dunia yang menggelegar dengan sapaan bencananya.

Jangan dibuat dalih pergantian tahun, dengan pergantian paradigma baru semua harus wah dan baru. Malam tahun selalu diisi hura hura dan sensasi, mari kita tinggalkan budaya ini dengan budaya baru yang produktif dan manusiawi.

“Tumrape wong linuwih tansa ngudi keselamataning liyan, metu soko atine dewe (Orang utama atas kehendak hatinya sendiri selalu mengusahakan keselamatan orang lain)”, ujar Ki Joko Madareba saat menunggu reda di warung sop buntut.

Macem macem acara dimalam tahun baru, rata-rata bakar bakar ikan, hewan kaki dua atau empat. Untuk menghangatkan suasana, paling sederhana membuat jagung panggang yang gosong.
Ingatanku pada sahabat Alfian Helmi yang tadi pagi sudah mendahului kita karena terpeleset saat di kamar mandi. Juga kehilangan adik kelas pemikir di pemda Lamongan M.Fais karena Ganasnya virus yang belum ada obatnya yang patent.

Semoga cahaya tahun 2021 yang segera melangkah membuat maya pada beserta isinya mampu membuat manusia tersenyum dan bersinar agar dunia tak semakin parah kerusakannya, baik fisik dunia maupun tingkah polahnya yang semakin angkara murka.

” Kalau hati sedang gelap, janganlah marah marah, tapi mintalah penerangan dari Allah. Jangan sebaliknya malah memuja hantu dan kawannya’, ujar Ki Joko mengahiri pertemuan di warung wak Roub.

Dan wejangan terahirnya malah membuat hati ini berfikir, ” Wong utama kui wajib dandani dhayoh kang mlarat mangan lan ngrengga patilasan-latilasan leluhur kang wes rusak, supoyo keno dienggo maneh. ( Orang utama wajib menolong orang miskin yang kurang makan dan merawat peninggalan- peninggalan leluhur yang sudah rusak, agar bisa dipakai kembali) “.

Semoga tahun 2021 bencana semakin berkurang, perbuatan culas mencederai liyan lan kawula alit smakin berkurang, menghormati penguasa, para alim yang berilmu ditingkatkan, niscaya gusti Allah akan mengurangi bencana kemanusiaan di era esok. Memperingati tahun baru bisa berarti mari Mapan Turu. (Arifin Katiq)

Memory diujung 2020, menyambut Tahun Baru 2021
Total Page Visits: 1617 - Today Page Visits: 1

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *