Bolamp.net – Lamongan (25/11) -. Dihari PGRI ke 75 yang jatuh hari rabu 25 nopember, pengurus PGRI Lamongan melakukan inovasi untuk pendidikan yaitu melounching mobil keliling yang dilengkapi perangkat vidio dengan guru- guru yang siap memberikan pembelajaran di saat pandemi corona. Hal ini guna membantu pemerataan pembelajaran sisea di Lamongan.

Hal kedua H. Fadeli.MM selaku Bupati di periode terahirnya meletakkan batu pertama pembangunan gedung Convention Hall di jalan Veteran yang kini digunakan sekolah swasta. Fadeli memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan PGRI Lamongan.

” Sekolah keliling menuju normal baru ini merupakan inovasi hebat. PGRI melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah, terutama sekolah yang sulit akses internetnya”, kata Bupati sambil menyalami Gendut Raharjo ketua PGRI Lamongan.

“Penbelajaran di Lamongan ini secara tatap muka sudah dimulai, tetapi dengan melalui uji coba uji coba karena memang belum boleh. Kemaren sudahdiberikan rambu-rambu oleh Kementrian dan insya Allah Lamongan siap”, kata Bupati Fadeli.

” Dari pemerintah memang sudah ada bantuan internet, namun belum bisa dilaksanakan secara maksimal di daerah, lembaga serta siswa yang belum terakses internet. Sehingga PGRI jemput bola datang ke lembaga, kecamatan atau cabang-cabang PGRI, bekerjasama dengan Dispendik di Kecamatan”, ungkap Raharjo dengan suara khasnya.

Hari PGRI ke 75 sekaligus sebagai Hari Guru Nasional diperingati di lembaga-lembaga pendidikan dengab berbagai acara. Rata-rata siswa memberikan sekuntum Bunga ke Guru-gurunya, baik secara sendiri maupun berkelompok dengan tetap menggunakan atribut protokol kesehatan.

Selain pemberian bunga, di media sosial banjir sanjungan ungkapan dengan kata-kata bijak luar biasa, padahal itu kata hasil bajak dari sana sini. Seakan guru hari bak Raja sehari yang tak bermahkota.

Ada yang beredar sampai masuk hape ini 5kali dengan pengirim berbeda, tentang KERINGAT SEORANG GURU.
Dalam sebuah diskusi, seorang murid bertanya kepada gurunya,

Murid : “Jika memang benar para guru adalah orang-orang yang pintar, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, dan orang-orang kaya raya itu?

Gurunya tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia masuk ke ruangan nya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan.

Ia meletakkan timbangan tersebut diatas meja, dan berkata : ” Anakku, ini adalah sebuah timbangan, yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram”.
“Berapa harga emas seberat itu? ”
Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator dan kemudian ia mejawab,

“Jika harga satu gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5000 gram akan setara dengan 4 milyard rupiah,”

Guru : “Baik lah anakku, sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepadamu membawa timbangan ini dan ingin menjualnya seharga emas 5000 gram, adakah yang bersedia membelinya?”
Murid berkata : “Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya, saya bisa mendapatkan timbangan tersebut dengan harga dibawah dua juta rupiah, mengapa harus membayar sampai 4 milyar?”

Guru menjawab : “Nah, anakku, kini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami adalah timbangan akan bobot prestasimu, kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuanmu. ”

Guru berkata lagi, “Satu lagi pertanyaanku. Jika ada seseorang datang kepadamu membawa sebongkah berlian ditangan kanannya dan seember keringat di tangan kirinya, kemudian ia berkata : “Ditangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada ditangan kananku ini, tanpa keringat ini tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian”
“Apakah ada yang mau membeli keringatnya? ”
“Tentu tidak.” Ujar murid.

“Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya. Biarlah kami, para guru, menjadi keringat itu, dan kalianlah yang menjadi berliannya.”

Sang murid menangis, ia memeluk gurunya dan berkata : “Wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlasnya kalian, terima kasih guru. Kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kemajuan kami, setiap kilau berlian kami, ada tetes keringatmu…”

Guru berkata : “Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam hakiki disisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari segala pernak-pernik di dunia ini.”

Untuk semua guru, Terima kasih atas segenap perjuanganmu semoga Tuhan melindungmu dan memberimu rejeki.

Semoga dunia pendidikan semakin menggeliat di tahun 2021, sehingga siswa bisa belajar langsung di kelas, bertatap muka dengan guru, sehingga terjalin komunikasi perkembangan ilmu secara ilmiah dan menjadi generasi yang mumpuni.
Selamat memeringati Hari PGRI ke 75 dan Hari Guru Nasional, semoga melahirkan generasi yang punya Skill, menguasai Tehnologi internet khususnya, dan mampu berkomunikasi dengan bersaing dengan produk-produk yang membanjiri Negara Kesatuan ini. (Arifin Katiq).

Batu Convention Hall PGRI Lamongan di Hari Guru
Total Page Visits: 1143 - Today Page Visits: 2

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *