Bolamp.  – Lamongan (13/8) –  Dingin angin sumilir masih terasakan karena semalam hujan deras mengguyur tlatah Lamongan. Namun hujan seakan membawa berkah tersendiri karena Rabu pagi(12/8) bertepatan dengan rabu kliwon di bulan besar ada Nyadran atau sedekah bumi di Dusun Tarik Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring Lamongan sisi selatan.

Dusun tarik merupakan wilayah yang mudah dijangkau terletak antara Kota Babat dan kota Ngimbang terlewati jalan Propinsi antara Babat Lamongan- Jombang.

Walau dimasa pandemi Covid-19, masyarakat Dusun Tarik tetap dengan khidmadnya mempersiapkan segala uba rampenya, sampai rabu kliwon pagi masyarakat baik yang menetap maupun perantau pulang semua.  Nyadran di pesarean/Punden mbah Buyut Gede tarik, tidak seperti di desa lain di wilayah lamongan selatan pada umumnya.

Tiada minuman keras,  tiada permainan judi, maupun kebiasaan bekso. Namun nyadran Dusun Tarik amat menjunjung tinggi kekeluargaan, kebersamaan, khidmad dan enak diikuti orang luar. Ada pemandangan beda saling bahu membahu, saling sapa dan saling senyum.

Pagi itu semua hampir berpakaian baru, aroma wewangian menusuk hidung namun ora ndesani. Membawa pasugatan makanan, je jajanan khas daerah sini, membawa krupuk ketela khas digoreng tanpa minyak. Mereka menggelar tikar pandan dan tikar plastik namun tetap menggunakan masker dan membersihkan tangan terlebih dulu dengan sabun yang harum dan bisa melemahkan mahluk kecil kasat mata.

Dari peliputan bolamp, tampat tempat asri, berpohon bambu lebat dan pohon pohon jati dan kepoh terlihat tua dan terasa mengayomi. Usai  berjalan diantara jalan setapak, dilanjut memasuki area bernisan. Dipojok barat utara diapit Dua pohon besar, bersemayam punden mbah Buyut Gede Tarik dengan dua nisan sederhana dan diatasnya ada selembar seng untuk menyangga kembang setaman yang menggunung.

Simbul Kerukunan dan Kemakmuran. Tidak seperti acara nyadran didaerah lain, Nyadran daerah Tarik ini mempunyai suatu tradisi yang unik. Setelah kepala Dusun memberi ular-ular petunjuk untuk berkehidupan jaman dulu dimulai dari mbah Buyut Gede Tarik yang merupakan wanita tangguh dan mumpuni, sampai kehidupan masa kini di era pandemi menyebarnya virus yang sampai kini belum sirna, masyarakat Tarik juga harus tangguh dan selalu berbudaya bersih.

Seusai kang Modin membacakan Doa doa yang islami, ditengah diselingi doa bahasa Jawa seperti nembang apa yang dulu dipesankan nenek moyang.  Acara yang ditunggu-tunggu sebentar lagi dilaksanakan.

Dipimpin pemuda Aseli, Joko Tarik bernama Randi Efendi  untuk acara lempar uang  koin untuk  di perebutan. Semua ngumpul membentuk lingkaran ditengahnya kosong, untuk area saling royok uang koin yang sudah dikumpulkan terbanyak pecahan 500 dan 1000 rupiah.

Wajah tegang, wajah ingin mendapatkan sebanyak-banyaknya uang koin, aba-aba dari Randi siap… Uang yang sebelumnya diletakkan dalam kendi menggantung ditengah area lalu dipukul dg tongkat. Pyar.. Semua berhamburan untuk mendapatkan uang koin sebanyak-banyaknya, disini masyarakat tak boleh disalahkan mereka tidak berjarak terkadang maskernya terlepas.

Terlihat acara ini demokratis sekali setelah sikut sikutan  , menerobos sana sini, dan saling memperebutkan koin, tiada emosi atau berkelaihan mulut maupun perkelahian fisik. Penanaman kerukunan satu leleuhur tetap terjaga, walaupun nantinya kita berpisah dan kembali dalam kehidupan bermasyarakat diluar Dusun Tarik.

Setelah usai mereka meminggir untuk menghitung berapa uang koin yang bisa dikumpulkan. Berapa nilai yang bisa didapatkan, ini bisa perorangan atau seduluran serumah.

Nilai uang yang terkumpul dipercaya masyarakat sini sebagai kemakmuran dan penghasilan yang diterima dalam setahun kedepan yang mewujudkan kemakmuran yang bisa dicapai.

” Betul Mas, uang yang diperoleh semakin banyak  menandakan kemakmuran atau penghasilan yang diterima semakin besar dalam setahun kedepan “, ujar Erna SJ tokoh wanita desa Tarik yang sudah menggeluti kegiatan olahraga dan perpolitikan tingkat Propinsi sambil menyilahkan untuk mencicipi je jajanan hasil nyadran ditemani secangkir kopi item yang menggoda untuk disedu. (Arifin Katiq)

 

 

 

 

Nyadran Punden Buyut Gede Tarik Lamongan “UDIK-UDIKAN UANG LOGAM PEMBAWA KEMAKMURAN”
Total Page Visits: 1315 - Today Page Visits: 1

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *