Bolamp.  -Lamongan-  Sabtu 11 Juli 2020 sebanyak 52 penggowes dari Sadar Toea, Sepeda lipat Seliut berkumpul di rumah dinas Dandim 0812 Lamongan guna gowes bareng menuju Koramil kecamatan Sambeng. Jam 06.00 tepat Rombongan  berangkat dipimpin Dandim 0812 Letkol Infanteri Sidik Wiyono menggunakan sepeda MTB, berpakaian jersey indah ber masker, berhenti diikuti para penggowes menuju selatan. 

Rombongan penggowes sempat menyita perhatian orang orang sepanjang perjalanan, saat melewati alon-alon kota mendapat sambutan yang meriah hingga ke jalan Sunan Drajad.

Laju sepeda MTB menyusuri jalanan beraspal dan datar sampai Porobo kecamatan Tikung datar datar saja. Keselatan jalanan semakin asik ada tanjakan lebar nan mulus dikanan kiri terlintas permadani hijau padi yang melambai seakan menyambut rombongan yang melewatinya.

Setelah Memasuki Mantup terasa lega nafasnya dijalanan datar, dilanjut ke barat memasuki hutan jati nanti sejuk.  Rombongan depan memperlambat, ada obrolan sambil menikmati lambaian daun jati nan rimbun.

Ahirnya rombongan memasuki halaman Koramil Sambeng, disambut dengan hidangan tradisional membuat air liur ini seakan netes… Untuk sesegera menikmatinya, serta memulihkan stamina yang terkuras.

” Ayo ojo mamang anggota Sadar Toea sejati kita pulang lewat hutan Pataan tembus Wonokoyo”, kata jiZik dengan suara lantang sambil pamitan pada Dandim dan tuan  rumah untuk memisahkan diri lewat rute beda.

Sebanyak 13 penggowes ke barat sedikit menuju situs Purbakala berupa Candi yang diduga dibangun saat Raja Airlangga, di barat dusun Montor yang dulu dikenal dusun Montok.

” Ngene iki senengane mbah ripin,  iso di enggo espe “, kata cak Farit lelaki ceking hitam angkat 66 Sadar Toea yang berarti sekali gowes berangkat jam 6 pagi sampe rumah jam 6 sore. Diikuti suara bersautan cak Breng, ciput dan jiNuh, dan sang Mentor ji Zusro yang rikat penuh tanggung jawab.

” Ayo terobos wae jalanan itu, lurus saja ya”, kata jiZus dengan suara lantang menerobos diantara tanaman tebu yang padat dan berduri dengan memainkan poselnya sebagai dokumentasi.

Jalan menanjak berdebu lantaran tanahnya putih tertiup angin, dengan susah payah rombongan nyampai desa Wonokoyo. Desa yang bersemboyan, ” Wonokoyo bumi segoro Citro Wati kayangan Langit” Diatas benner pinggir desa setapak yang samun, sepi dan senyap.

Usai sholat dzuhur berjamaah dan menikmati hidangan spesial  ala desa Rawon labu dan tempe goreng plus semangka, perjalanan dilanjutkan menuju puncak gunung Citro yang menurut kepercayaan wong jowo, kembaran gunung Srandil di Cilacap.

Lagi lagi mbah Farid dan jiNuh yang berbuat olah, memainkan telur telur mateng sebagai bekas sesaji orang sebelumnya yang datang kesini dengan maksud maksud tertentu, apalagi dengan suasana ekonomi yang lagi menurun di masa Covid-19 ini. Juga banyak batang hilang menancap di pojok pojok tertentu di puncak Citro ini.

Usai puas menuruni bukit dijalanan pematang hutan, rombongan turun menuju Sukobendu menuju rumah Lamongan tanpa halangan, baik kendaraan maupun fisik 12 penggowes sejati Sadar Toea, bukan anggota tempelan atau ikut  ikutan ben dianggap penggowes sejati. Selamat berjumpa minggu depan menuju Dander Bojonegoro via jalan selatan. ( Arifin Katiq)

GOWES BARENG DANDIM, DARI LAMONGREJO MENUJU SAMBENG LAMONGAN
Total Page Visits: 1076 - Today Page Visits: 1

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *