Persiapan pembuatan Ogoh-ogoh untuk Pesta Malam Nyepi.
Bolamp.net-Lamongan-
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 yang jatuh pada hari Selasa, tanggal 22 Maret 2023 nanti umat Hindu di Lamongan yang berada di Desa Balun, Kecamatan Turi siap untuk melakukan ritual baik Bharata Penyepian, dan mengarak Ogoh-ogoh (hari Pangerupukan).
Khusus untuk persiapan pawai Ogoh-ogoh yang sudah ditetapkan sebagai Kalender Event Kabupaten Lamongan ini, awak Bolamp.net mencoba untuk berkunjung seharian melihat langsung bagaimana warga Desa Pancasila ini menyiapkan patung Bhuta Kala itu.
Menurut Ketut Roso Wibowo, untuk perayaan Hari Raya Nyepi tahun 2023 di Desa Balun akan digelar pawai Ogoh-ogoh sebanyak 13.
” Dari jumlah itu 2 ogoh-ogoh disiapkan dari Pura Sweta Maha Suci Balun, dan 11 lainnya dibuat oleh warga yang tergabung dalam kelompok partisipan, bersatu dan bergotong royong ikut membuat ogoh-ogoh tersebut,” tuturnya, dan dibenarkan oleh ibu Tumini, saudara Bli Ketut.
Masih menurut pria yang konon perintis pertama kali Ogoh-ogoh Nyepi di desa Balun sejak tahun 2012 ini mengaku butuh waktu 1 bulan dan biaya antara 2-3 juta untuk membuat ogoh-ogohnya.
“Di desa Balun kini berdiam sekitar 500 an warga Hindu. Namun tahun ini pawai ogoh-ogoh cukup banyak, sekitar 13 an, dan akan diarak keliling desa. Selanjutnya akan diadakan pembakaran ogoh-ogoh itu di alun-alun atau lapangan desa Balun, sekitar pukul 17.00-18.00 WIB, sore harinya,” kata Tumini.
Lain halnya dengan Ardian, dkk yang berada di komunitasnya di salah satu warkop sisi telaga wetan. Ia bersama 40 anak-anak muda, dengan komando Kang Supriyono,Pak Poer.Anang, dan Huda, membuat ogoh-ogoh Robotic yang bisa bergerak layaknya patung raksasa yang benar-benar hidup.
Sedangkan kelompok Cah Gudang yang dikomando Mas Wawan, Rudi, Stevefanus, Joko dan Untung membuat Ogoh-ogoh yang cukup artistik layaknya makhluk alien yang bersayap mengerikan.
Sedangkan kelompok Mas Bagong, dkk yang berkumpulnya komunitas warkop gapura (pintu masuk desa Balun di arah Barat) juga menyiapkan ogoh-ogohnya selama 1-2 bulan penggarapan.
“Ya karena digarap santai saja pak, tiap sore anak-anak baru ngumpul di Warkop. Ini tinggal finishing saja karena Senin sore hingga malam semua ogoh-ogoh yang dibuat oleh warga harus sudah ditempatkan di Pura untuk ritual sesajen,” kata Aditya.
Kisah menarik dari Adit adalah saat arak-arakan ogoh-ogoh itu, semula dari tempat pembuatan terasa enteng saat dipukul atau diangkat 15 orang. Tetapi esok hari saat pawai berlangsung maka Ogoh-ogoh itu menjadi sangat berat, karena diyakini sudah terisi hal gaib setelah diberi sajen oleh Pemangku Pura,” tuturnya.
Referensi kekuatan metafisik itu, konon menurut paham Hindu di Bali, ogoh-ogoh tersebut sudah terisi Wong Samar. Bahkan saat wartawan media ini sering meliput arak-arakan ogoh-ogoh Nyepi tersebut di Pulau Dewata tidak jarang para pengusungnya “kerauhan” (kesurupan) atau trance. Namun itu adalah sudah biasa dan menjadi bagian dari pernik ritual Nyepi atau perayaan hari-hari besar lainnya.(DS.Hadi/Fink)