Bolamp.net -Banjir Lamongan- usai pembagian Sembako plus di Balai Desa Pomahan Kecamatan Turi, Rombongan Seliut Community LA yang dikomando langsung Dandim 0812 Lamongan melanjutkan tour of journey menyusur jalanan yang berair menyapa penduduk Kepudi Bener, Melawe, Hingga dusun Luntas Desa sumowinangun Kecamatan Karang Binangun.

” Selamat jalan menyusuri jalan berair yang licin dan dalam dengan penuh kehati-hatian. Dan terimakasih banyak atas sumbangan pada warga kami, semoga Allah membalas kebaikan bapak dan saudaraku semuanya”, ujar Kades Pomahan Hasan Bisri melepas penggowes berseragam putih item.

Dengan senyum dan percaya diri, pelan satu satu persatu meninggalkan halaman balai Desa yang terendam banjir sekitar 25 cm menuju ke timur padang air sulit dibuktikan mana jalan kendaraan roda darat, mana jalan laju Baitho atau ethek perahu dari bahan pipa plastik yang digepengkan. Pohon klorak dan bunga enceng gondok yang bisa sebagai panutan, kalau itu adalah alur sungai yang lumayan dalam.

Banjir Bengawan nJero kali ini disebut paling parah dan dalam lantaran hujan sore hari selama 9 hari mengguyur Lamongan. Lama nian Lamongan lolos dan lulus dari bencana banjir, memang dari dulu Lamongan yang hantaran bengawan nJero ini rata-rata 1-2 meter dibawah permukaan air laut.

Predikat kota banjir mengingatkan sebutan lama sebelum Masfuk memimpin 2 periode, kota Bono Rowo Yen Rendeng Raiso Cewok, Yen Ketigo Raiso Dodhok. Yang berarti jika Lamongan saat musim Penghujan tak ada tempat untuk duduk, sebaliknya kalau musim kemarau tidak ada air untuk sekedar membasuh usai beabe.

Jalanan lurus yang diapit pohon klorak kanan kiri dengan arus deras, banyak permukaan jalan yang tertutup air sedalam 40-65cm sepaha orang dewasa, berlobang dan tengahnya pecah-pecah membuat sulitnya 22 penggowes harus ekstra hati hati dan butuh tenaga berlipat saat mengayuh dalam air.

Jalanan sepanjang 1.2km ditempuh satu jam dengan berhenti sebentar diatas jembatan yang umumnya tinggi karena harus bisa dilalui perahu.
Ada pemandangan luar biasa, sejauh mata mata memandang seperti berada dalam lautan. Terlihat banyak perahu dengan orang duduk sambil menegang stik pancing dan jala.

” Lumayan pak dari jam enam tadi selama 3 jam saya baru dapat 11 kg udang”, ujar cak Budiman di warung melawe usai menjual kepengepul sejaligus pemilik warung kopi. Setunggal kilo regine tigang doso pak. ( 1 kg udang dihargai Rp 25 ribu)

Selain udang pengepul juga menerima ikan bandeng, bader maupun ikan air tawar. Yang nantinya dibawa ke pasar ikan kota lamongan menggunakan ronjot sepeda motor, karena pakai mobil terbuka tudak memungkinkan bisa masuk.

Masyarakat Lamongan, masyarakat tangguh tak mudah mengeluh, ulet dan terus terang. Wani lan kendel asal ojo garai, Berani dan tak ada rasa takut, asal jangan membuat olah dan marahnya wong Lamongan. Hanya segelintir anak-anak muda yang kurang tangguh melakukan protes beberapa saat lalu.

Sudah mulai nampak hasil dari pembegoan enceng gondok, sehingga airnya mulai lancar semoga banjir semakin surut dan tampak jelas batas antar tambak dengan waringntya dan nanti tetap memperoleh hasil panen ikan ditambaknya.

Semua rombongan penggowes lulus uji ketangkasan, keteampilan dan ketahanan tubuh saat berkumpul diatas jembatan Sumowinangun.
Kata cak Farit penggowes tertua 69 tahun, rute kali ini lebih berat dan lebih menguras tenaga bila dibandingkan saat gowes dilautan pasir Bromo Probolinggo. (Salam, FinKatiq)

Menyapa Bengawan nJero “Gowes Banjir sepanjang jalan Janggan Turi – Sumowinangun Karang Binangun” (2)
Total Page Visits: 1066 - Today Page Visits: 3

Navigasi pos


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *