Bolamp.-Lamongan-. Setiap hari dalam sepekan di bulan Oktober 2022 ini curah hujan lebat dan cuaca ekstrem beberapa kawasan Jawa Timur, khususnya wilayah Lamongan, berakibat fatal. Lahan pertanian dan pertambakan terendam banjir.
Cuaca ekstrim disertai hujan deras di awal musim kali ini berdampak pada perekonomian, utamanya masyarakat kecil. Sebagaimana diketahui hujan lebat melanda Lamongan. Di antaranya; Kecamatan Tikung, Sarirejo, Sambeng, Ngimbang, Sukorame, Bluluk, Modo, dan Mantup beberapa hari lalu, dilanda bencana banjir bandang.
Akibatnya puluhan hektare lahan pertanian tersapu oleh banjir bandang, sekaligus merusak fasilitas sarana dan prasarana umum.
Selain itu, saat ini luapan banjir bandang, mulai merambah ke wilayah Lamongan bagian Utara dan wilayah Gresik yang dilalui aliran sungai Bengawan Solo. Seluruh lahan pertanian dan tambak terkena luapan Bengawan Solo.
Tak ayal banjir yang datangnya mendadak tersebut menghanyutkan area pertanian, meliputi beberapa wilyah Kecamatan Deket, Glagah, Kalitengah, Kota, dan Kecamatan Karangbinangun. Banjir dini tersebut membuat petani merugi utamanya petani padi yang hanya menunggu hitungan hari siap panen.
Luberan banjir kali ini sudah merambah di kawasan Bengawan Jero, akibatnya petani ada juga yang terpaksa panen padi secara paksa dari pada terendam banjir.
Salah satu kawasan banjir akibat luberan air Bengawan Jero adalah di Desa Ketapangtelu, Kecamatan Karangbinangun. Ratusan hektare lahan pertanian terendam banjir.
Saat ini di kawasan tersebut nampak petani terpaksa memanen padi secara paksa. Hal itu dilakukan karena petani takut gagal panen total akibat banjir, bahkan ada juga padi masih hijau terpaksa dipanaen, karena takut membusuk. Meski panen dirasakan, namun petani merasa rugi ratusan juta rupiah, dan tak sepadan dengan biaya modalnya.
Menurut H. Rubai, petani/petambak di Ketapang Telu, mengatakan pada media jika saat ini petani mengeluh dan merugi besar akibat banjir luberan dari wilayah selatan.
”Petani rugi besar mas, bagaimana tidak pupuk sulit, solar dan semua kebutuhan naik. Tapi disaat panen digadang-gadang akhirnya terpaksa panen paksa, dan tak sepadan dengan modal dan tenaga. Banjir datang cepat sekali, dan baru tahun ini banjir datang lebih awal. Dimana banjir
Dimana banjir kali ini bengawan jero tak mampu menampung luberan dari luberan banjir yang terjadi di wilayah selatan, ” kata pria ceking ini, Selasa, (25/10/22).
H. Ruba’i menilai jika penanganan dan antisipasi terkait banjir oleh pemerintah masih kurang.
”Bagaimana tidak terkait pengerukan waduk dan lain-lain, katanya kewenangan pemerintah pusat propinsi, dan pemerintah daerah, kok saling melempar, kita jadi bingung juga. Kok mutar saja jadi bingung juga,” tambah petani yang sudah lama merasakan dampak banjir di kawasanya itu.
”Saya berharap Pemerintah Pusat, Propinsi, maupun Pemerintah Daerah serius mengantisipasi, menangani terkait banjir. Kemarin 6 bulan terendam banjir, sekarang banjir datang lebih awal lagi, bisa-bisa lebih parah lagi banjirnya, intinya antisipasinya masih kurang pas. Bisa dibayangkan akibat penanganan banjir yang kurang tepat dan pas akan sangat berdampak pada perekonomian, utamanya sektor pertanian,” pungkasnya, disela-sela memanen padinya yang terendam.
Adapun Dian Sukmana mengaku turut prihatin akan banjir yang mulai melanda saat ini.
”Memang banjir kali ini datang lebih awal dan lebih cepat. Selain kiriman dari wilayah selatan, saat ini juga curah hujan tinggi di seluruh wilayah Lamongan, dan mengalirnya ke dataran lebih rendah kawasan bengawan jero, termasuk wilayah Kecamatan Karangbinangun,“ kata Camat Karangbinangun.
”Saat pemerintah sudah bergerak dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Semua usaha mengendalikan air di Bengawan Jero sudah jalan. Di antaranya upayanya adalah buka tutup Dam pembuangan Wangen, dan dam Tambakombo, serta pompa air kuro sudah difungsikan, tujuanya untuk mengurangi resiko meningkatnya air di Bengawan Jero. Selain itu kerja baik bakti pembuangan encenggondok, untuk memperlancar pembuangan air, ke dam pembuangan. Di daerah hulu pengaturan Dam – Dam juga dioptimalkan untuk menahan dan mengendalikan air supaya tidak langsung mengarah semua ke Bengawan Jero. Mengingat prediksi curah hujan antisipasi pengamanan di lahan pertanian masing-masing,” pungkasnya.
Sampai saat ini kerugian akibat banjir secara detail belum bisa disebutkan dengan pasti, pasalnya pihak terkait belum memberikan komentar dan data lengkap. Ini merupakan warning pertumbuhan perekonomian kedepan yang harus diantisipasi, agar masyarakat petani khususnya di sekitaran bengawan njero siap. (Fink)