Bolamp. -Lamongan-. Desa Sidodowo di Kecamatan Modo, Lamongan, JawaTimur, di-lockdown mikro akibat mengalami lonjakan kasus positif Covid-19, usai hajatan pengantin.
Sejak jumat (4/6/21) puluhan warga Sidodowo dinyatakan positif Covid-19 berdasar hasil tes swab antigen.
Terdapat juga warga yang meninggal dan mereka telah dinyatakan terpapar virus corona usai tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Guna mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih para, pemerintah desa memutuskan melakukan lockdown. Seiring perintah ketua penanggulangan Covid-19 Kabupaten Lamongan, Dr.Yurohnur Efendi.
“Untuk melokalisir penyebaran kita berlakukan lockdown mikro dengan terus melakukan tracking, testing, treatmen, juga dilakukan penyemprotan desinfektan disetiap rumah”, ujar pak Yes yang juga Bupati lamongan.
” Karena dilakukan lockdown mikro, maka secara otomatis proses pembelajaran untuk siswa di desa Sidodowo tidak ada pembelajaran tatap muka. Selain itu untuk pelayanan yang tidak penting sekali untuk sementara ditunda lebih dulu”, ujar pak Yes.
Penerapan lockdown dilakukan dengan cara menjaga ketat akses masuk-keluar Desa Sidodowo, bahkan ada yang ditutup untuk mempermudah penjagaan.
Selain itu, aktivitas warga juga dibatasi hanya sampai pukul 19.00 WIB.
Awalnya remehkan, kini ketakutan
Kepala Desa Sidodowo Ali Makrus menuturkan, sebelum terjadi lonjakan kasus Covid-19, banyak warga yang tak percaya dengan virus corona.
Kata Ali, mereka enggan menerapkan protokol kesehatan, bahkan meremehkan.
“Sebelumnya di sini memang banyak yang seperti meremehkan, biasanya mereka bilang masak orang tani aja kok sampai kena corona (Covid-19),” ujarnya, Jumat (4/6/21).
Kini, usai kasus positif Covid-19 meningkat, hingga membuat empat orang meninggal, pandangan warga Desa Sidodowo berubah.
“Lingkungan di sekitar masyarakat yang terpapar itu sekarang sudah sepi, karena mereka ketakutan sendiri. Sebab kan sudah ada bukti,” bebernya saat dihubungi Kompas.com.
Saat lockdown diterapkan, tak sedikit kegiatan yang harus ditunda waktunya bahkan ditiadakan.
“Aktivitas warga sementara dihentikan, seperti kerumunan, hajatan, tahlil. Kalau ke sawah ya tetap seperti biasa, hanya tidak boleh berkerumun dan harus pakai masker di luar rumah,” beber Ali.
Bermula dari mengiring pengantin,
kasus positif Covid-19 di Desa Sidodowo bermula ketika warga yang sempat menjadi pengiring pengantin, jatuh sakit dan dinyatakan terpapar Covid-19 berdasarkan tes.
Dari hasil tes, terdapat 18 warga yang terinfeksi Covid-19, bahkan 5 di antaranya meninggal.
Setelah menemukan kasus ini, Satgas Covid-19 setempat kembali melakukan tracing dan testing secara acak terhadap 35 orang lain.
“Sebelumnya empat yang meninggal, tapi barusan bertambah lagi, jadi lima orang. Kami lakukan antisipasi terus seperti yang ada dalam PPKM, bersama dari Puskesmas, Polsek (polisi) dan anggota Koramil (TNI),” ucap Ali.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan Taufiq Hidayat menambahkan, pelaksanaan lockdown di Desa Sidodowo diiringi pula dengan upaya pencegahan lain.
Mulai dari fogging disinfektan hingga imbauan menaati protokol kesehatan.
“Bukan semprot disinfektan biasa, karena fogging akan bisa lebih merata dan cepat. Kalau semprot hanya permukaan saja,” sebutnya.
Semoga dengan kejadian luarbiasa ini, masyarakat bisa memahami dan mau mengerti untuk sementara tidak melakukan hajatan atau penyelenggaraan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak.
Begitu pula pihak terkait untuk tidak memberikan ijin penyelenggaraan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan banyak orang tanpa pandang bulu. Agar kegiatan seperti ini tidak terulang lagi dan masyarakat selalu mematuhi Prokes dan selalu mengutamakan budaya bersih. (Finkatiq)