Kado istimewa Bupati Yes di HJL ke 456

BOLAMP. NET -LAMONGAN –
26 Mei 2025 nanti Lamongan akan genap berusia 456 tahun. Dengan mengusung tema “Lamongan Harmoni, Berkemajuan, dan Berdaya Saing”, dan slogan “Harmoni Menuju Lamongan Berdaya Saing,” Hari Jadi Lamongan ke-456 menjadi tonggak kota soto juga nasi boran ini mewujudkan mercusuar pembangunan sekaligus kesejahteraan warganya.

Gebyar semarak untuk memeriahkan HJL ke-456, telah ditabuh sejak dihelatnya Khotmil Qur’an serentak se-Kabupaten Lamongan pada tanggal 28 April 2025 lalu, secara virtual dari Pendopo Lokatantra.

Dilanjut dengan berbagai event spektakuler di berbagai penjuru Lamongan. Puncaknya akan dilaksanakan Arak-arakan “Kirab” Pataka dan Pasamuan Agung.

Spritualitas kesemarakan dari perayaan Hari Jadi Lamongan (HJL) tetap dinantikan oleh warga Lamongan yang terus mencintai pemimpinnya. Sebagaimana sifat dan karakter wong Lamongan yang tetap menghargai karya agung pembangunan yang dihasilkan Sang Pemangku.

Menapak tilas pemimpin Lamongan yang telah memberi tongkat estafetnya. Kini sampai pada era kepemimpinan Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, M.EK, (Pak Yes, red).
Data yang bisa dilihat dari Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan indikator sosial ekonomi Kabupaten Lamongan (2024) menunjukkan pergerakan yang positif dan terus meningkat.

Data dan fakta tidak bisa dipungkiri, meski lawan politik dan para tukang nyinyir zaman now terus merongrongnya. Bupati Yes telah membuktikan kinerjanya selama 2 periode dengan segudang prestasi, inovasi, program kekinian dan hasil nyata pembangunan.

Referensi “Soft Legacy”, Jalan Sunyi Kepemimpinan tulisan Amir Machmud N S di Kompas.com, kita diajak berpikir, merenung namun juga menghargai terhadap karya warisan monumental Sang Pemimpin.

Lalu? Bagaimana yang nampak di Lamongan era Bupati Yes. Data media ini mencatat ada Trilogi yang ditinggalkan untuk generasi, dan akan menjadi prasasti monumen warisan. Tiga yang disebut itu adalah Stadion Surajaya, Kawasan Lapangan Gajahmada (Kagama) dan “Ring Road” atau Jalan Lingkar Utara.

Trilogi tempat yang kini sudah rampung ini akan menjadi ikon Lamongan. Bukan saja legitimasi nama semata. Kepesohoran Tumenggung Surajaya sebagai pendiri perdikan, Eyang Mahapatih Gajahmada yang diyakini dari wilayah Modo (bukti Situs Gunung Ratu, red), dan Delanggung – Dalan Agung (Jalan Besar) di era Majapahit telah membumi.

Semuanya, menyatu dengan sejarah kejayaan di era leluhurnya. Maka, selayaknya trilogi itu menjadi kado indah HJL ke-456 dari Bupati Yes.*(SWeto/AKaota).

Trilogi SUGADU, Wujud Kejayaan Lamongan di Usia ke 456
Total Page Visits: 129 - Today Page Visits: 16

Navigasi pos